Asal Usul Danau Lipan | Cerita Rakyat Kalimantan Timur

Asal Usul Danau Lipan | Cerita Rakyat Kalimantan Timur

Asal Usul Danau Lipan | Cerita Rakyat Kalimantan Timur
Asal Usul Danau Lipan | Cerita Rakyat Kalimantan Timur

Asal Usul Danau Lipan | Cerita Rakyat Kalimantan Timur

BREBES.NET – Asal Usul Danau Lipan tradisi turun-temurun sebagai bentuk rasa syukur kepada sang pencipta.” “ Semoga kerajaanku ini selalu aman dan makmur “ Dahulu kala hiduplah seorang putri cantik jelita bernama Putri Aji Berdarah Putih. Panggilan “ darah putih “ itu dikarenakan kulitnya yang sangat putih. Bahkan jika sang Putri memakan sirih, maka air sepah berwarna merah yang ditelannya akan terlihat turun mengalir di tenggorokannya. Putri Aji berkuasa di Kerajaan Kutai daerah Muara Kaman.

Asal Usul Danau Lipan | Cerita Rakyat Kalimantan Timur
Asal Usul Danau Lipan | Cerita Rakyat Kalimantan Timur

Dahulunya merupakan lautan. Kerajaan itu menggunakan laut untuk berdagang kedalam maupun ke luar negeri. Suatu hari datanglah kapal dari negeri Cina, kapal nan megah itu ingin berlabuh di kerajaan Kutai. “ Akhirnya aku sampai juga di tempat ini !” “ Bagaimana menurut anda tentang kerajaan ini baginda raja ? ” “ Benar apa katamu ! kerajaan ini lumayan besar dan berada di tempat yang sangat strategis. “

“ Aku yakin baginda raja akan mendapatkan keuntungan berlimpah dari tempat ini. Selain itu hamba juga mendengar kabar, bahwa pemimpin kerajaan ini adalah seorang putri yang sangat cantik.” “ Benarkah ? Akan menarik jika aku bisa meminangnya. Kerajaan ini pasti jatuh ke tanganku. ” Benar sekali baginda raja !” “ Armada lautku sangat kuat, aku yakin dia tak akan berani menolak pinanganku ! ” “ Permisi tuan putri, ada utusan dari kerajaan Cina datang kemari. Menyampaikan bahwa sang Raja cina ingin bertemu dengan tuan putri. “ “ Dari Cina ? Jauh sekali ? Jamulah mereka dengan hidangan terbaik di kerajaan ini !”

“ Baik tuan putri, Hamba segera menyiapkannya.” Beberapa hari kemudian datanglah raja cina dan rombongan menemui sang putri. “ Selamat datang Baginda Raja. Kami telah menyiapkan jamuan istimewa untuk menyambut kedatangan baginda di kerajaan kami.” “ Terima kasih atas sambutannya” Telah tersaji berbagai makanan di atas meja. ” Negeri ini lumayan juga, semua makanannya terlihat begitu lezat.”

“ Semoga hidangan yang kami sajikan ini bisa memuaskan baginda raja. Kami tak sabar untuk segera bekerja sama dengan baginda raja.” ” Tentu saja !” ” Enak sekali !” ” Rasa yang kuat ini… … Pasti dari rempah-rempah itu !. “ Iya benar sekali baginda, Jika negara anda membutuhkannya, kami bisa menjual sebanyak yang anda mau. “ ” Ya…Ya… Tentu saja !” Diam-diam sang putri memperhatikan cara makan tamu kehormatan tersebut. “ Aduhh, seorang Raja kok seperti itu. Dia sangat rakus dan cara makannya seperti binatang.

Sama sekali tak menghormatiku sebagai tuan rumah. Sungguh membuatku jijik. “ “ Ngomong-ngomong tuan putri, maksud kedatanganku kemari sebenarnya… bukan hanya bertandang saja !” “ Oh iyakah…? Apakah itu baginda raja ?” “ Aku ingin meminangmu, jika kita menikah kelak kerajaanmu akan menjadi bagian dari kerajaanku yang agung. Dan kita berdua akan menjadi penguasa yang hebat.” “ Sudah gila kau ingin meminangku ? Ehhh maaf, Baginda ingin meminang saya ?” “ Iya… Aku menyukaimu. “ “ Saya e… Saya tak bisa menerima pinangan baginda, karena…” “ Hah… Apa maksudmu ?” “ Baginda Raja adalah pemimpin dari kerajaan yang sangat besar. Tetapi bagiku seorang pemimpin yang bersahaja adalah yang bisa menjaga kehormatannya bahkan ketika makan.

Itu lebih penting. Jadi maaf aku menolakmu. “ “ Aaarghhh…. Kau sudah menolakku dan menghina cara makanku !” “ Maksud saya ….!” “ Cukup…Baru kali ini aku di permalukan. Kau dan seluruh rakyat negeri ini akan merasakan akibatnya !” Sepulang dari sana. Sang Raja memerintahkan panglima untuk mempersiapkan armada perang sebanyak mungkin. Tanpa membuang waktu, setibanya kapal perang di Kerajaan Kutai, sang Raja memberikan perintah. “ Siapkan Meriam ! Kita hancurkan kerajaan ini…!”

Mengetahui kerajaannya terancam, sang putri pun juga bersiap dengan pasukan pemanah di pesisir pantai. “ Serang … !” “ Inilah akibatnya jika kerajaan kecil berani menentangku ! ” ” Pasukan… Dobrak pintu istana ! Habisi semua musuh… Jangan ada yang tersisa !” Sang putri cemas melihat serangan gelombang prajurit raja cina yang tak bisa di tandingi tentara perangnya, karena kalah jumlah. “ Kerajaanku hancur, Ayahanda apa yang harus aku lakukan untuk menjaga negeri ini ? Maafkan aku karena tak mampu untuk menjaganya seperti pesanmu dahulu. “ “ Ahhhh iya… Wasiat ayahanda ! Daun sirih !”

Sang Putri mengambil daun sirih dari wadahnya kemudian mengunyahnya. “ Apabila benar kesaktian nenek moyangku itu nyata, maka ubahlah sirihku menjadi lipan-lipan ganas yang akan menyerang Raja cina dan pasukannya.” Tak lama kemudian sang Putri menyemburkan sepah-sepah sirih ke segala penjuru arah. Ajaib sepah-sepah itu menjelma menjadi ribuan lipan ganas. Semakin lama lipan itu semakin banyak, dan kini menjadi barisan tentara yang mengambil alih pasukan Putri Aji. Dalam waktu sekejap tentara Raja Cina lumpuh oleh keganasan lipan-lipan itu. ” Hancurlah manusia manusia lemah ! “ “

Mereka pasti sedang menangis baginda..” ” Mereka tak bisa menangis lagi Panglima, karena sudah menyatu dengan tanah. “ Namun keanehan terjadi, medan pertempuran yang semula riuh seketika menjadi hening. “ Ada yang aneh… !” “ Bab..Bab… Ba… Baginda ! Pasukan kita !” Ternyata semua pasukan Cina telah habis, hanya menyisakan gerombolan lipan-lipan yang siap menyerang kapal Raja Cina. Raja pun terkejut melihat begitu banyak lipan ganas mendekat siap untuk memburunya. “ Arghhh… Apa itu ? Serang lipan itu…!” Usaha raja pun sia-sia.

Tembakan meriam tak mampu melumpuhkan pasukan lipan Putri Aji karena jumlahnya tak terhingga. “ Mundur… Mundur… Tinggalkan pulau ini…!” Kapal raja cina mulai menjauh dari pulau namun lipan-lipan tetap memburu hingga ke tengah laut. Kapal nan megah milik raja Cina hancur dan tenggelam ke dasar lautan.

Tidak ada satu kapalpun yang selamat. Keanehan pun terjadi laut yang menjadi tempat tenggelamnya kapal pasukan Cina, tiba-tiba menjadi dangkal, dan membentuk sebuah hamparan padang yang luas. Hamparan padang luas yang di penuhi rerumputan inilah yang kemudian dikenal dengan nama Danau Lipan.