Asal Usul Kota Magelang | Cerita Rakyat Jawa Tengah

Asal Usul Kota Magelang | Cerita Rakyat Jawa Tengah

Asal Usul Kota Magelang | Cerita Rakyat Jawa Tengah
Asal Usul Kota Magelang | Cerita Rakyat Jawa Tengah

Asal Usul Kota Magelang | Cerita Rakyat Jawa Tengah

BREBES.NET – Asal Usul Kota Magelang Ketika Mataram dipimpin oleh Raden Sutawijaya yang beregelar Panembahan Senopati Ing Alogo, Mataram tumbuh menjadi kota yang semakin ramai. Panembahan Senopati mulai ingin memperluas wilayah kekuasaannya dengan membuka hutan Kedu. Sebuah hutan lebat nan angker yang berada di sebelah barat sungai Progo. Panembahan Senopati memberi mandat kepada putranya yang bernama Raden Purbaya untuk melaksanakan tugas tersebut. Senopati memberikan bekal pusaka yang bernama Tombak Kyai Plered.

Asal Usul Kota Magelang | Cerita Rakyat Jawa Tengah
Asal Usul Kota Magelang | Cerita Rakyat Jawa Tengah

“ Pergilah ke hutan Kedu, bukalah lahan disana ! Di hutan itu berkuasa raja Jin yang sakti. Bawalah tombak itu untuk melawannya !“ “ Baiklah ayah, akan ku gunakan pusaka ini sebaik mungkin.” Untuk berjaga-jaga, bawalah pasukan yang telah ku siapkan !” “ Sendiko dawuh ayahanda.

“ Berangkatlah rombongan Raden purbaya menuju Hutan Kedu. Sesampainya Raden Purbaya di tengah hutan mereka dikejutkan oleh sosok raja jin yang kuat. “ Sepertinya ada tamu tak di undang masuk kedalam wilayahku, apa tujuan kalian ? “ “ Aku Purbaya, putra Panembahan Senopati, yang berkedudukan di Mataram. Aku memiliki mandat dari Panembahan Senopati. “ “ Mandat apa itu ? “ “ Panembahan Senopati ingin membuka hutan ini untuk dijadikan pemukiman. “ “ Aku adalah raja Jin Sepanjang. Selama ribuan tahun aku telah tinggal disini.

Tak pernah ada yang berani mengusikku. Jika panembahan Senopati memerintahkanmu untuk membuka lahan ini, maka aku bersama seluruh pasukanku tentu akan menghalanginya.” “ Apa maksudmu dengan menghalangiku ?” ” Aku dan seluruh pasukanku akan bertempur habis-habisan denganmu untuk mempertahankan tempat ini wahai anak muda.” Raden purbaya mengeluarkan pusaka tombak Kiai Plered untuk menunjukkan keseriusannya. “ Siapkan seluruh pasukanmu ! Aku akan tetap menjalankan mandat dari Panembahan Senopati. “ “ Apakah itu Tombak Kyai Plered ?” ” Apakah benda ini mengubah pendiriannmu ? “ “ Nama besar dan kesaktian tombak Kyai Plered, tak akan membuatku lari dari tempat ini.

“ Terjadi pertarungan sengit antara Raden Purbaya dan Prabu Sepanjang. Merasa pertarungan terasa berat sebelah, raja jin yang licik memilih kabur meninggalkan pasukannya. Pasukan raden Purbaya dengan mudah memenangkan pertarungan. Setelah berhasil mengatasi masalah dengan raja Jin dan pasukannya Raden Purbaya mulai membuka dan membangun hutan Kedu. Berjalannya waktu, sebagian hutan Kedu itu sudah menjadi desa kecil yang begitu subur. Banyak orang dari luar berdatangan untuk menetap di desa baru itu. Diantara orang baru tersebut terdapat satu keluarga, mereka adalah Kyai Keramat beserta istrinya Nyai Bogem dan anaknya Roro Rambat.

Kyai Keramat menggelar pesta pernikahan anaknya dengan salah satu perwira pasukan Raden Purbaya bernama Raden Kuning, pesta tersebut digelar sangat meriah. Nampak dari kejauhan Prabu Sepanjang sedang mengawasi. Dia masih tak terima dengan kekalahannya tempo hari dan masih ingin membalas dendam. Setelah memutar otak akhirnya Prabu Sepanjang menemukan cara untuk membalas dendam. Esok hari setelah pesta usai. “ Siapa namamu dan apa tujuanmu menemuiku ?” “ Kyai, nama saya Sonta.

Saya pengelana dari jauh. Jika Kyai berkenan, saya ingin mengabdikan hidup saya untuk kyai !” “ Baiklah kebetulan aku juga membutuhkan seorang pesuruh. ” “Sungguh ini adalah hari baik untukku kyai. Saya siap menjadi pesuruh yang setia untuk kyai. ” “ Baik, kuterima kau ditempat ini. Bekerjalah dengan giat dan aku akan penuhi semua kebutuhanmu selama disini ! “ Untuk menutupi penyamarannya, Sonta bekerja sangat gigih. Namun ketika malam tiba, dia mengendap-endap keluar rumah dan menuju ketengah pemukiman warga. Dari mulutnya Sonta mengeluarkan asap putih tipis, dan menyebar hingga ke penjuru desa. “ Ada apa, sepagi ini kalian tergopoh-gopoh. Seperti dikejar setan. “ “ Raden…Raden.

Bahaya, desa ini dilanda bahaya. “ “ Tenanglah ! Bahaya apa yang kamu maksud itu ?” “ Bahaya… Bahaya… Beberapa warga desa dan prajurit kita ada yang mengalami sakit mendadak !” “ Sakit mendadak ? Sakit apa mereka ? Apakah sudah diobati ? ” “ Ma ma maaf raden, mereka yang terserang penyakit mendadak itu… sudah meninggal semuanya.” “ Apa ?… “ Tanpa menunggu lama Raden Purbaya segera melihat deretan mayat yang tak sedikit jumlahnya. Dia begitu heran dengan penyakit aneh yang menyerang warga desa dan prajuritnya. “ Tabib, penyakit apakah ini ? Sungguh kasian rakyatku mengalami hal seperti ini. “

“ Entahlah Raden, kemarin tak ada gejala apapun. Pagi tadi hamba menerima laporan bahwa ada beberapa warga dan prajurit tiba-tiba seluruh tubuhnya mengalami kesakitan. Namun ketika hamba ingin segera memeriksanya, mereka semua sudah meninggal. “ Namun ketika hamba ingin segera memeriksanya, mereka semua sudah meninggal. “ “ Tingkatkan kewaspadaan ! Aku akan menghadap ayahanda Senopati untuk melaporkan masalah ini.” Raden Purbaya segera pergi ke Mataram. Senopati yang mendengarkan laporan tersebut sangat terkejut. “ Anakku Purbaya, tunggulah semalam lagi. Aku akan melakukan sesuatu untuk mendapatkan petunjuk, masalah ini berada di luar jangkuan kita.” “ Baiklah ayahanda, terima kasih.

“ Malam itu Senopati bersemedi, dia sangat ingin segera mendapatkan petunjuk agar jumlah korban tak bertambah lebih banyak lagi. Esok harinya Panembahan Senopati segera memanggil Raden Purbaya. Alangkah terkejutnya Raden Purbaya bahwa wabah penyakit aneh itu disebabkan oleh raja jin yang telah menyamar menjadi pembantu di rumah Kyai Keramat. Secepat kilat Raden Purbaya kembali untuk segera menemui Kyai Kramat. Raden Purbaya menyampaikan penyebab dari wabah penyakit aneh itu.

Mendengar hal tersebut Kyai Keramat sungguh marah. Sayangnya Sonta mendengar percakapan mereka, tanpa menunggu lama dia segera melarikan diri. Mengetahui Sonta melarikan diri, Kyai Kramat berusaha mengejarnya walaupun sudah dicegah oleh Raden Purbaya. Kyai keramat yang tengah dilanda amarah bertarung dengan Sonta yang telah berubah ke wujud aslinya. Namun kesaktian Raja Jin Sepanjang ternyata masih di atas Kyai Kramat. Ketika Raden Purbaya beserta pasukannya datang ke tempat itu mereka hanya menemukan sosok jasad Kyai Kramat. Nyai Bogem yang ikut menyusul ikut sedih melihat suaminya telah meninggal.

Tempat di makamkanya Kyai Kramat kemudian dikenal sebagai Desa Kramat. Tak lama setelah Kyai Kramat di semayamkan, Nyai Bogem pun memburu Raja Jin. Pertarungan sengitpun kembali terjadi. Raden Purbaya yang tak menduga hal ini terjadi segera menyusul. Namun semuanya terlambat, Nyai Bogem telah tewas di tangan Raja jin itu. Tempat dimakamkanya Nyai Bogem kemudian hari dikenal sebagai Desa Bogeman.

Akhirnya Raden Purbaya mengambil tindakan karena ulah Jin Sepanjang sudah sangat meresahkan. “ Telah banyak korban berjatuhan akibat ulah raja jin itu !” Tumenggung, aku perintahkan padamu untuk melacak keberadaannya ! Akan tetapi satu hal yang perlu kau ingat, jangan pernah menghadapinya sendirian. Cukup kau lacak dan laporkan kepadaku. Kita perlu banyak orang untuk mengalahkannya.”

“ Baik Raden, saya laksanakan “ Ditemani oleh dua orang prajurit, Tumenggung Mertoyudo melacak keberadaan Raja Jin Sepanjang. Tak membutuhkan waktu lama, mereka melihat raja jin itu tengah berada di bawah pohon besar. Namun sayang keberadaan Tumenggung telah diketahui oleh raja Jin.

Sebelum pertarungan pecah, kedua prajurit yang menemani Tumenggung diberi tugas untuk kembali dan melaporkan hal ini kepada Raden Purbaya. Ketika Raden Purbaya dan pasukannya tiba, mereka hanya mendapati sosok Tumenggung Mertoyudo telah tiada. Raden Purbaya kembali memakamkan korban dari keganasan Raja Jin. Tempat dimakamkannya Sang Tumenggung itu kemudian dikenal dengan Desa Mertoyudo.

Semakin banyaknya korban membuat Raden Purbaya mempercepat pengejaran Raja Jin. Akhirnya Raden Purbaya menemukan cara. Dia memerintahkan pasukannya melingkar seperti gelang untuk mengepung hutan tempat persembunyian Raja jin, dengan cara itu di harapkan Raja Jin tak akan lolos. Strategi itu berhasil, Raja Jin tak memiliki kesempatan untuk melarikan diri lagi.

Dia terpaksa bertarung dengan Sang Raden yang bersenjatakan Tombak Kyai Plered. Karena kesaktian Raden Purbaya lebih tinggi, dia berhasil mengalahkan raja Jin itu. Setelah ditembus oleh tombak Kyai Plered, tubuh Raja jin jatuh ke tanah dan perlahan lahan menguap. Kemudian musnah hilang tak berbekas. Sedangkan keberhasilan Raden Purbaya menggunakan rencana melingkari Hutan Kedu bagaikan gelang itu, membuat wilayah ini kelak disebut dengan nama Magelang.