Cerita Shafiyyah binti Huyay, Putri Pemimpin Yahudi Yang Jadi Istri Nabi Muhammad SAW
Brebes.net – Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat datang kembali di artikel selanjutnya tentang bagi sebagian orang nama Shafiyah binti huyain masih terdengar asing dalam sejarah Islam namun Tahukah kamu bahwa safiyah binti huyain adalah salah satu Ummul mukminin yaitu istri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang berasal dari keturunan pemuka Yahudi simak artikel ini sampai selesai adalah salah satu istri Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang berasal dari suku Bani Nazir dan ayahnya merupakan kepala suku Bani nadhir lahir pada 11 tahun sebelum Hijriah atau 2 tahun sebelum kenabian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
nasab Sayyidah safiyah binti huyay nama lengkap beliau adalah Sofiah binti huyay bin sa’iyah bin Amir bin ubaid bin Al Hazard bin Habib bin Nazir bin alkam bin Yakub dari keturunan Harun bin Imran ibunya bernama barrah binti samawal dari bani Quraisy Saidah safiyah dilahirkan 11 tahun sebelum Hijriah atau 2 tahun setelah masa kenabian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Ayahnya adalah seorang pemimpin Bani Nazir wafatnya Saidah Shafiyah binti huyay Sayyidah Shafiyah binti huyain wafat pada masa kekhalifahan muawiyah bin Abi Sufyan sekitar tahun 50 Hijriyah Marwan bin Hakam mansalatinya dan kemudian menguburkannya di bangkai
kisah-kisah hidup Saidah Shafiyah binti huyay
kisah-kisah hidup Saidah Shafiyah binti huyay masa kecil Saidah Sofiah binti huyay sejak kecil Saidah Sofiah menyukai ilmu pengetahuan dan rajin mempelajari sejarah dan kepercayaan bangsanya dari kitab suci Taurat beliau membaca bahwa akan datang seorang nabi dari jazirah Arab yang akan menjadi penutup semua nabi pikirannya tercurah pada masalah kenabian tersebut terutama setelah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam muncul di Mekkah sangat heran ketika kaumnya Tidak mempercayai berita besar tersebut Padahal sudah jelas tertulis di dalam Kitab mereka demikian juga Ayah beliau yaitu yang sangat gigih menyulut
permusuhan terhadap kaum muslimin sifat dusta tipu muslihat dan pengecut Ayah beliau sudah tampak di dalam banyak peristiwa diantara yang menjadi perhatian Saidah Shafiyah adalah sikap huyay terhadap kaumnya sendiri yaitu Yahudi Bani Quraisy ketika itu huyai berjanji untuk mendukung dan memberikan pertolongan kepada mereka jika mereka melepaskan perjanjian tidak mengkhianati kaum muslimin yaitu perjanjian hudaibiyah akan tetapi ketika kaum Yahudi mengkhianati perjanjian tersebut huya melepaskan tanggung jawab dan tidak menghiraukan Mereka lagi hal lain adalah sikapnya terhadap orang-orang Quraisy Mekkah hoyai pergi ke Mekkah untuk menghasut kaum Quraisy agar memerangi kaum muslimin dan mereka menyuruhnya mengakui bahwa agama mereka yaitu Quraisy lebih mulia daripada agama Nabi Muhammad dan Tuhan mereka lebih baik daripada Tuhan Nabi Muhammad pernikahan Saidah Shafiyah binti huya Saidah Shafiyah binti huyai radhiyallahu anha telah dua kali menikah
Saidah Shafiyah sangat sedih melihat keadaan
sebelum dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam suami pertamanya bernama salam binkam salah seorang pemimpin Bani Quraisy namun rumah tangga mereka tidak berlangsung lama suami keduanya bernama kinanah bin Abdul hafiq yang juga salah seorang pemimpin Bani quraizah yang diusir Rasulullah dan kemudian menetap di khaibar penaklukan khaibar dan penawaran Saidah Shafiyah binti huyai Perang Khandaq telah membuka tabir penghianatan kaum Yahudi terhadap perjanjian yang telah mereka sepakati dengan kaum muslimin Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam segera menyadari ancaman yang akan menimpa kaum muslimin dengan berpindahnya kaum Yahudi ke khaibar kemudian membentuk pertahanan yang kuat untuk persiapan menyerang kaum muslimin setelah perjanjian hudaibiyah disepakati Untuk menghentikan permusuhan selama 10 tahun Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam merencanakan penyerangan terhadap kaum Yahudi tepatnya pada bulan Muharram tahun ke-7 Hijriah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam memimpin tentara Islam untuk menaklukkan khaibar benteng terkuat dan terakhir kaum Yahudi perang berlangsung Dahsyat hingga beberapa hari lamanya dan akhirnya kemenangan ada di tangan umat Islam benteng-benteng mereka berhasil dihancurkan harta benda mereka menjadi harta rampasan perang dan kaum wanitanya pun menjadi tawanan perang diantara tawanan perang itu terdapat Saidah Sofia yaitu Putri pemimpin Yahudi yang ditinggal mati suaminya Bilal membawa Saidah Safiah dan Putri pamannya menghadap Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam di sepanjang jalan yang dilaluinya terlihat mayat-mayat tentara kaumnya yang dibunuh hati Saidah Shafiyah sangat sedih melihat keadaan itu apalagi jika Mengingat bahwa dirinya menjadi tawanan kaum muslimin Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memahami kesedihan yang dialaminya Kemudian beliau bersabda kepada Bilal sudah hilangkah rasa kasih sayang di hatimu wahai
bila sehingga engkau tega membawa dua orang wanita ini melewati mayat-mayat suami mereka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memilih Saidah Shafiyah sebagai istri setelah terlebih dahulu menawarkan Islam kepadanya dan kemudian diterimanya Saidah Shafiyah telah banyak memikirkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sejak beliau belum mengetahui kerasulan Nabi Muhammad keyakinannya bertambah besar setelah Saidah Safiah mengetahui bahwa Muhammad adalah utusan Allah u Anhu berkata Rasulullah ketika hendak menikahi Shafiyah binti huyai Bertanya kepadanya Adakah sesuatu yang engkau ketahui tentang diriku dia menjawab ia Rasulullah aku sudah mengharapkanmu sejak aku masih musyrik dan memikirkan seandainya Allah mengabulkan keinginanku itu ketika aku sudah memeluk Islam ungkap safiyah tersebut menunjukkan rasa percayanya kepada Rasulullah dan Rindunya terhadap Islam bukti-bukti yang jelas tentang keimanan Saidah Shafiyah dapat terlihat ketika beliau memimpikan sesuatu dalam tidurnya Kemudian beliau ceritakan mimpi itu kepada suaminya mengetahui takwil dan mimpi itu suaminya marah dan menampar wajah Saidah Shafiyah sehingga berbekas di wajahnya Rasulullah melihat bekas di wajah Sayyidah Shafiyah dan bertanya apa ini dia menjawab Ya Rasul suatu malam aku bermimpi melihat bulan muncul dia Street kemudian jatuh di kamarku lalu aku ceritakan mimpi itu kepada suamiku yaitu kinana Dia berkata Apakah engkau suka menjadi pengikut raja yang datang dari Madinah kemudian dia menampar wajahku yah menjadi Ummul mukminin Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam menikahi Saidah Shafiyah dan kebebasannya menjadi mahar perkawinan dengannya pernikahan beliau dengan Saidah Sofiah didasari beberapa landasan Saidah Sofia telah memilih Islam serta menikah dengan Rasulullah ketika beliau memberinya pilihan antara memeluk Islam dan menikah dengan beliau atau tetap dengan agamanya dan dibebaskan sepenuhnya ternyata Saidah Sofia memilih untuk tetap bersama nabi Selain itu Saidah Shafiyah adalah Putri pemimpin Yahudi yang sangat membahayakan kaum muslimin di samping itu juga karena kecintaannya kepada Islam dan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dalam riwayat lain seperti diterangkan Muhammad Quraish Shihab dalam membaca sirah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam semula Saidah Sofia telah dimiliki dia Al qalbi pada saat itu seusai perang dahiya datang kepada Nabi Muhammad dan meminta seorang tawanan perang perempuan dia memilih safiyah nabi menyetujui dan mempersilahkannya untuk membawa Sofia namun Hal ini menimbulkan ketidak terimaan dan kecemburuan di kalangan sahabat lainnya mengingat Shafiyah yang merupakan anak pemimpin Yahudi dan berparas cantik dimiliki Dahlia menurut mereka yang wajar dan pantas memiliki Sofia adalah Nabi Muhammad Nabi kemudian meminta kembali Shafiyah dari Dayah sementara itu Muhammad Husein Haikal dalam sejarah hidup Muhammad sebagaimana biasanya orang-orang besar yang menang perang dan kemudian mengawani putri-putri orang besar Nabi Muhammad memperistri Saidah Shafiyah untuk mengurangi tekanan batin karena bencana yang dialaminya dan untuk
memelihara kedudukannya yang terhormat pesta pernikahan Nabi Muhammad dan Saidah Shafiyah dilangsungkan di sebuah kemah di Saba satu lokasi yang tidak jauh dari Madinah Di tengah perjalanan pulang dari khaibar Ummu Salim binti mulhan di dapur untuk mengurusi segala hal yang berkaitan dengan pengantin perempuan sementara Abu Ayub Khalid Al Ansori berjaga-jaga selama-lama di sekitar kemah perkawinan dia khawatir Saidah safiyah akan membalas dendam dan berbuat macam-macam terhadap Nabi Muhammad mengingat banyak keluarganya yang tewas dalam perang khaibar namun kekhawatiran Abu Ayub tersebut tidak terbukti Selama perjalanan menuju Madinah tersebut Nabi Muhammad membonceng di belakang untanya pada kesempatan itu Nabi Muhammad mencoba menjelaskan duduk persoalan yang terjadi sehingga meletuslah perang khaibar kata Nabi Muhammad pasukan umat Islam melakukan hal ini dan itu karena huye yaitu telah memprovokasi bangsa Arab agar mengeroyok dan memerangi nabi wahai Rasulullah dulu Engkau adalah orang yang paling Kubenci tetapi sekarang aku tahu kau jauh lebih mulia dibandingkan ayah dan suamiku kata Saidah Shafiyah beberapa saat setelah hatinya tenang Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menghormati Saidah Shafiyah sebagaimana hormatnya beliau terhadap istri-istri yang lain akan tetapi istri-istri beliau menyambut kedatangan Sayyidah Shafiyah dengan wajah sinis karena dia adalah orang Yahudi di samping juga Karena kecantikannya yang menawan akibat Sikap mereka Rasulullah pernah tidak tidur dengan Saidah Zainab binti jasyi karena kata-kata yang dialontarkan tentang Sayyidah Shafiyah Saidah Aisyah bertutur tentang peristiwa tersebut Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tengah dalam perjalanan tiba-tiba unta sapiah sakit sementara unta Zainab berlebih Rasulullah berkata kepada Zainab UNTAD tunggangan Shafiyah sakit Maukah engkau memberikan salah satu dari untamu Zainab menjawab Akankah aku memberi
kepada seorang perempuan Yahudi akhirnya beliau meninggalkan Zaenab pada bulan Dzulhijjah dan Muharram artinya beliau tidak mendatangi Zaenab selama 3 bulan Zainab berkata sehingga aku putus asa dan aku mengalihkan tempat tidurku Saidah Aisyah mengatakan lagi suatu siang aku melihat bayangan Rasulullah datang ketika itu Sofia obrolan Hafsah dan Aisyah tentang dirinya dan mengungkit-ungkit asal usul dirinya betapa sedih perasaannya lalu dia mengadu kepada Rasulullah sambil menangis Rasulullah menghiburnya Mengapa tidak engkau katakan Bagaimana kalian berdua lebih baik dariku suamiku Muhammad Ayahku Harun dan Pamanku Musa di dalam hadits riwayat Tirmidzi juga disebutkan ketika Shafiyah mendengar Hafsah berkata perempuan Yahudi dia menangis kemudian Rasulullah menghampirinya dan berkata Mengapa engkau menangis dia menjawab Hafsah binti Umar mengejekku bahwa aku wanita yahudiyah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda Engkau adalah anak Nabi pamanmu adalah nabi dan Kini engkau berada di bawah perlindungan nabi apalagi yang dia banggakan kepadamu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kemudian berkata kepada Hafsah bertakwalah engkau kepada Allah Salah satu bukti cinta Saidah Hafsah kepada nabi terdapat pada hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu San dalam tabakatnya tentang istri-istri nabi yang berkumpul menjelang beliau wafat berkata demi Allah Ya nabi aku ingin apa yang engkau derita juga menjadi Deritaku istri-istri Rasulullah memberikan isyarat satu sama lain melihat hal yang demikian Beliau berkata berkumurlah dengan terkejut Mereka bertanya dari apa beliau menjawab dari isyarat mata kalian terhadapnya demi Allah dia adalah benar setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam wafat Saidah Sofia merasa sangat terasing di tengah kaum muslimin karena mereka selalu menganggapnya berasal dari Yahudi tetapi Saidah safiyah tetap komitmen terhadap Islam dan mendukung perjuangan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam ketika terjadi fitnah besar atas kematian Utsman bin Affan Saidah Sofiah berada
di barisan Usman Selain itu Saidah Sofia pun banyak meriwayatkan hadits Nabi Saidah Sofia wafat pada masa kekhalifahan muawiyah bin Abi Sufyan Marwan bin Hakam dan sholatinya kemudian menguburkannya di bangkai kecemburuan Sayyidah Aisyah terhadap binti huya cemburu merupakan tanda adanya cinta mustahil orang yang mengaku mencintai kekasihnya namun tidak memiliki rasa cemburu begitu pula dengan istri-istri Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang begitu cemburu kepada Shafiyah Karena kecantikannya yang menawan kecemburuan yang dalam dialami oleh Saidah Aisyah diriwayatkan oleh Abu Daud dan Al Nasa’i dari Aisyah ia berkata Aku tidak pernah melihat orang yang pandai memasak seperti halnya Shafiyah suatu hari dia membuatkan makanan untuk Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang ketika itu beliau sedang berada di rumahku seketika itu badanku gemetar Karena Cemburu lalu aku memecahkan wadah makanan milik Shafiyah itu aku pun menyesal sendiri aku bertanya wahai Rasulullah apa tebusan atas perbuatan yang aku lakukan ini beliau menjawab mengganti dengan wadah yang sama Dalam riwayat Ibnu Majah ada tambahan riwayat bahwa ketika Saidah Aisyah memecahkan wadah milik Saidah Shafiyah tersebut Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengumpulkan makanan yang berserakan dan menyuruh sahabat yang ketika itu sedang bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk memakan makanan tersebut lalu Beliau bersabda Ibu kalian yaitu Aisyah sedang cemburu dalam kesempatan lain beberapa istri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam termasuk Saidah Aisyah dan
Saidah Sofia turut mendampingi perjalanan suaminya yaitu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Sayyidah Aisyah menunggangi unta yang kuat dengan barang bawaan yang lebih sedikit sebaliknya Saidah Sofia menunggangi unta yang lemah dengan barang bawaan yang lebih banyak karenanya perjalanan menjadi lambat karena harus menunggu Saidah Sofiah Yang Tertinggal Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pun menyuruh sahabatnya untuk menukarkan unta Saidah Aisyah dengan unta Saidah Shafiyah agar perjalanan menjadi lebih cepat akan tetapi Saidah Aisyah tidak bersedia menerimanya Bagaimana bisa wahai Rasulullah engkau menyampingkan kita dan lebih mendahulukan wanita Yahudi itu kata Aisyah penuh emosi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam segera mengingatkan Saidah Aisyah bahwa beban tunggangan unta Saidah Sofia bertolak belakang dengan kondisi tubuhnya masing-masing Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam meminta pengertian dari Saidah Aisyah Saidah Aisyah masih belum bisa menerima bukankah Engkau ini Rasulullah kata Saidah Aisyah Apakah engkau meragukanku wahai Ummu Abdillah jawab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sambil tersenyum kalau begitu Mengapa engkau tidak adil serta Saidah Aisyah tiba-tiba Abu Bakar As Siddiq mendekati Saidah Aisyah dan bermaksud menampar putrinya itu untung Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam segera mencegahnya sabar Abu Bakar sabar Maklum saja wanita yang sedang Cemburu itu tidak bisa melihat dasar Lembah walau dari atasnya hadits riwayat Ibnu Hibban meskipun Saidah Aisyah dan istri-istri lainnya beberapa kali merasa
cemburu kepada Saidah Sofia tetapi hal itu tidak pernah berlangsung lama di luar hal-hal itu Saidah safiyah selalu berdiri di pihak Saidah Aisyah begitulah perlakuan Saidah Aisyah terhadap Saidah Sofia yang hanya disebabkan rasa cemburu belaka bukan karena membenci madunya itu kecemburuan seperti itu akan menghinggapi setiap wanita yang dimadu oleh suaminya tak terkecuali Saidah Aisyah radhiyallahu anha dan istri-istri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lainnya namun selayaknya kita memahami bahwa istri-istri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memiliki keistimewaan yang membedakan mereka dengan wanita yang lainnya mereka berada pada tingkat tertinggi dari yang bisa dicapai kaumnya perselisihan yang terjadi di antara mereka ini hanya karena kecemburuan semata pun mereka dapat menyelesaikan perselisihan itu secara baik selayaknya para muslimah dapat mengambil Ibrah atau pelajaran berharga dari mereka keutamaan Sayyidah Shafiyah binti huyain yang pertama yaitu bebasnya Saidah safiyah dari tahanan adalah sebagai maharnya yang kedua nasabnya begitu mulia yang ketiga Sayyidah Shafiyah sangat cinta pada nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bukti cinta Saidah Shafiyah adalah beliau tidak mau hari jatahnya lepas begitu saja dan tidak bertemu dengan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam maka pernah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam beri itikaf di masjid lantas dikunjungi oleh Saidah Shafiyah pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan Saidah Sofia mendatangi Nabi Shallallahu alaihi wasallam pada malam hari lalu berbincang-bincang dengan beliau kemudian Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam
mengantarkan Sayyidah Shafiyah pulang ke rumah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam mengatakan kepada Saidah Shafiyah ketika itu jangan engkau terburu-buru nanti aku akan menemanimu pulang ketika itu rumah Saidah Shafiyah di rumah Osama Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam pun mengantarkan Saidah Shafiyah pula Ketika itu mereka bertemu dengan dua orang ashar di jalan mereka berdua memandang Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dengan penuh curiga kemudian mereka melewati Nabi Shallallahu alaihi wasallam dan safiyah untuk menghilangkan kecurigaan mereka beliau pun berkata sini ini adalah istriku Shafiyah binti huyai mereka berdua pun mengatakan Subhanallah wahai Rasulullah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam pun bersabda Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia melalui pembuluh darahnya Aku benar-benar khawatir ada sesuatu prasangka jelek yang ada dalam diri kalian berdua hadis riwayat Bukhari dan Muslim yang keempat adalah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam benar-benar memuliakan Saidah safiyah apalagi tahu kalau beliau dijelek-jelekkan dari Aisyah radhiyallahu anha ia berkata aku berkata kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam Cukup Sudah engkau berkata tentang Shafiyah seperti
Cerita Shafiyyah binti Huyay, Putri Pemimpin Yahudi Yang Jadi Istri Nabi Muhammad SAW
ini dan itu ia itu wanita yang pendek sambil beri isyarat dengan jari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam pun bersabda sungguh engkau telah mengatakan suatu perkataan yang anda saja tercampur dengan air laut kalimat itu akan mengotorinya hadits riwayat Abu Daud dan tirmisi Al Hafiz Abu Tohir mengatakan bahwa sanad hadits ini Shahih yang kelima adalah Saidah safiyah terkenal sangat Dermawan dan gemar menjalin hubungan silaturahim dengan kerabatnya yang masih Yahudi ketika meninggal dunia meninggalkan harta peninggalan sekitar 100.000 dirham dalam bentuk tanah dan barang-barang beliau telah mewasiatkan sebelum wafatnya kepada saudara laki-lakinya yang masih beragama Yahudi bahwa sepertiga hartanya untuknya awalnya para sahabat tidak mau menjalankan wasiat tersebut namun akhirnya dengan saran dari Aisyah tersebut tetap dijalankan demikianlah kisah Saidah Shafiyah binti huyain Semoga kita banyak mengambil pelajaran Terima kasih sudah membaca artikel ini jangan lupa share yaang lain yah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh