Kisah Istri Nabi!. Reaksi Saudah Binti Zum’ah Ketika Rasulullah Menikah Lagi | Orang Islam Wajib Tau

brebes 21 jpg

Kisah Istri Nabi!. Reaksi Saudah Binti Zum’ah Ketika Rasulullah Menikah Lagi | Orang Islam Wajib Tau

Brebes.net – Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat datang kembali di channel cerita mulu pada artikel kali ini kita akan membahas kisah saidah-saudah binti sumah yaitu istri Rasulullah SAW yang paling sabar saidah-saudah binti sumah tidak terlalu populer dibandingkan dengan istri rasulullah yang lainnya beliau tetap termasuk wanita yang memiliki martabat yang mulia dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah dan rasulnya Sayyidah Saudah binti sumah telah ikut berjihad di jalan Allah dan termasuk wanita yang pertama kali hijrah ke Madinah perjalanan hidupnya penuh dengan teladan yang baik terutama 

brebes%20(21)

bagi wanita-wanita sesudahnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menikahinya bukan semata-mata karena harta dan kecantikannya karena memang beliau tidak tergolong wanita cantik dan kaya yang dilihat Rasulullah adalah semangat jihadnya di jalan Allah kecerdasan otaknya perjalanan hidupnya yang senantiasa baik keimanan serta keikhlasannya kepada Allah dan rasulnya saidah-saudah adalah putri dari sam’ah bin Qais dari suku Quraisy Mekah Sayyidah Saudah berasal dari keturunan Lui yaitu salah satu nenek moyang dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam Ayahnya adalah salah satu orang pertama yang memeluk Islam pada awal diutusnya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam 

 

sebagian sejarawan menyatakan tidak ada catatan yang bisa dijadikan sebagai rujukan kuat mengenai tanggal bulan dan tahun kelahirannya nasab Saidah Saudah saidah-saudah binti sumah yang bernama lengkap Saudah dari suku Quraisy Amerika nasabnya ini bertemu dengan Rasulullah pada luang diantara keluarganya beliau dikenal memiliki otak Cemerlang dan berpandangan luas pertama kali sahidah Saudah menikah dengan anak pamannya yaitu syukran bin amar dan menjadi istri yang setia dan tulus ketika Rasulullah menyebarkan Islam dengan terang-terangan suaminya yaitu syukran termasuk orang yang pertama kali menerima Hidayah Allah dia memeluk Islam bersama kelompok orang dari bani Qais bin Abdus setelah berbaiat di hadapan nabi Dia segera menemui istrinya 

 

yaitu Saidah Saudah dan memberitakan tentang keislaman serta agama baru yang dianutnya kecemerlangan pikiran dan hatinya menyebabkan Sayyidah Saudah cepat memahami ajaran Islam untuk selanjutnya mengikuti suami menjadi seorang muslimah Saidah Saudah binti sumah wafat pada tahun 54 Hijriah atau sekitar tahun 674 masehi Saidah Saudah adalah seorang janda telah diketahui bahwa pada tahun-tahun kesedihan karena ditinggal wafat oleh Abu Thalib dan Saidah Khadijah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Tengah mengalami masa sulit kondisi seperti itu dimanfaatkan oleh orang-orang Quraisy 

 

untuk menyiksa Rasulullah dan kaum muslimin pada tahun-tahun ini terasa cobaan dan kesedihan datang sangat besar dan silih berganti ketika itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berpikir untuk kembali ke tsaqif atau Thaif dengan harapan agar orang-orang di Thaif memperoleh hidayah untuk masuk Islam dan membantu beliau akan tetapi masyarakat sakit menolak mentah-mentah kehadiran beliau bahkan mereka memerintahkan anak-anak mereka melempari beliau dengan batu hingga kedua tumit beliau luka dan berdarah walaupun begitu beliau tetap sabar bahkan tetap mendoakan Mereka agar memperoleh Hidayah 

 

dalam keadaan kesepian sesudah meninggalnya Sayyidah Khadijah terjadilah peristiwa Isra Mi’raj Malaikat Jibril membawa Rasulullah ke Baitul Maqdis dengan kendaraan Burat kemudian menuju langit ketujuh dan di sana beliau menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah ketika kembali ke Mekkah beliau menuju Ka’bah dan mengumpulkan orang-orang untuk mendengarkan kisah perjalanan beliau yang sangat menakjubkan itu kaum musyrikin yang mendengar kisah itu tidak mempercayainya bahkan mengolok-olok beliau bertambahlah hambatan dan 

 

rintangan yang harus beliau hadapi dalam kondisi seperti itu tampil lah saidah-saudah binti sumah yang ikut berjuang dan senantiasa mendukung Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kemudian saidah-saudah menjadi istri rasulullah yang kedua setelah Sayyidah Khadijah terdapat beberapa kisah yang menyertai pernikahan Rasulullah dengan Sayyidah Saudah binti sumah tersebutlah Kaulah binti Hakim salah seorang Mujahid wanita yang pertama masuk Islam khaulah adalah istri Utsman bin dia yang dikenal sebagai wanita yang berpendirian kuat berani dan cerdas sehingga dia memiliki nilai tersendiri bagi Rasulullah melalui kehalusan perasaan dan kelembutan fitrahnya Haula sangat memahami kondisi rasulullah yang sangat membutuhkan pendamping yang nantinya akan menjaga dan mengawasi urusan beliau serta mengasuh ummukul sum dan Fatimah setelah 

 

Zaenab dan ruqayyah menikah pada mulanya Utsman bin Man kurang sepakat dengan pemikiran Kaulah karena khawatir hal itu akan menambah beban Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam namun dia tetap pada pendiriannya kemudian Kaulah menemui Rasulullah dan bertanya langsung tentang orang yang akan mengurus rumah tangga beliau dengan seksama beliau mendengarkan seluruh pernyataan khaula karena baru pertama kali ini ada orang yang memperhatikan masalah rumah tangganya dalam kondisi beliau yang sangat sibuk dalam menyebarkan agama Allah beliau melihat bahwa apa yang diungkapkan Kaulah mengandung kebenaran sehingga beliau pun bertanya siapakah yang kau pilih untukku dia menjawab jika engkau menginginkan seorang gadis dia adalah Aisyah binti Abu Bakar dan jika yang engkau inginkan adalah seorang janda dia adalah Saudah binti sumah Rasulullah mengingat nama Saudah binti sumah yang sejak keislamannya begitu banyak memikul beban perjuangan 

 

menyebarkan Islam sehingga pilihan beliau jatuh pada saidah-sauda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memilih janda yang namanya hanya dikenal oleh beberapa orang pernikahan beliau dengannya tidak didorong oleh keinginan untuk memenuhi nafsu duniawi Tetapi lebih karena Rasulullah yakin bahwa Sayyidah Saudah dapat ikut serta menjaga keluarga dan rumah tangga beliau setelah Saidah Khadijah wafat Sayyidah Saudah binti sumah kita akan menemukan beberapa keterangan tentang sosok Saidah Saudah Saidah Saudah adalah seorang wanita yang tinggi besar berat badan gemuk Tidak cantik juga tidak kaya beliau adalah janda yang ditinggal mati suaminya Rasulullah memilih beliau sebagai istri karena kadar keimanannya yang kokoh termasuk wanita pertama 

Baca juga  ADA SETAN JIKA TIDAK DILAKUKAN!! Inilah Alasan Mengapa Bayi Yang Baru Lahir Wajib Diazankan

 

yang masuk Islam dan sabar menanggung kesulitan hidup saidah-saudah binti Sungai hijrah ke habasyah keislaman syukran saidah-saudah dan beberapa orang yang mengikuti jejak mereka berakibat cemoohan penganiayaan dan pengasingan dari keluarga terdekat mereka karena itu syukran menemui Rasulullah beserta beberapa keluarganya yang sudah memeluk Islam seperti saudaranya yaitu Saud dan Hatib dan keponakannya yaitu Abdullah Bin Sahil bin Ammar ditambah saudara kandung Sauda yaitu Malik bin sumah Rasulullah menasehati agar mereka tetap kokoh berpegang pada aqidah dan menyarankan agar mereka hijrah ke habasyah mengikuti saudara-saudara seiman yang telah terlebih dahulu hijrah seperti Usman bin Affan dan istrinya yaitu Rokayah binti Muhammad akhirnya kaum muslimin memutuskan untuk hijrah diantara kaum muslimin yang hijrah kedua ke habasyah terdapat saidah-sauda yang turut merasakan Pedihnya 

 

meninggalkan di kampung halaman serta sulitnya menempuh perjalanan dan cuaca buruk demi menegakkan agama yang diyakininya di habasyah mereka disambut dan diperlakukan baik oleh raja habasyah walaupun keyakinan mereka Berbeda sehingga beberapa hari lamanya mereka menjadi tamu Raja Akan tetapi rasa rindu mereka dan keinginan untuk melihat wajah Rasulullah mendera mereka sambil menunggu waktu yang tepat untuk kembali ke Mekkah mereka Mengisi waktu dengan mengenang kehangatan berkumpul dengan Rasulullah dan saudara-saudara seiman di Mekkah ketika mendengar keislaman Sayyidina Umar Bin Khattab mereka menyambut dengan sukacita betapa tidak Sayyidina Umar Bin Khattab adalah pemuka Quraisy yang disegani karena itu mereka memutuskan untuk kembali ke Mekkah dengan harapan Sayyidina Umar dapat menjamin keselamatan mereka dari gangguan kaum Quraisy diantara mereka yang ikut kembali adalah syukran bin Amar akan tetapi dalam perjalanan syukran jatuh sakit karena kelaparan sejak kakinya menginjak tanah habasyah akhirnya syukran meninggal di tengah perjalanan menuju Mekkah betapa sedih perasaan Saidah Saudah binti sumah ketika mendengar suaminya meninggal dunia baru saja Beliau mengalami betapa sedihnya meninggalkan kampung halaman sulitnya 

 

perjalanan ke habasyah jamokohan dan penganiayaan orang-orang Quraisy sekarang beliau harus merasakan sedihnya ditinggal suami Saidah Saudah merasa kehilangan orang yang senantiasa bersamanya dalam jihad di jalan Allah kemudian Sayyidah Saudah binti sumah menikah dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menanggung semua derita itu dengan kepasrahan dan ketabahan serta menyerahkan semuanya kepada Allah dengan senantiasa mengharapkan keribaannya saidah-saudah kembali ke Mekah sebagai satu-satunya janda dengan perkiraan bahwa keadaan kaum muslimin di Mekkah sudah membaik setelah beberapa pemuka Quraisy menyatakan memeluk Islam akan tetapi ternyata kezaliman orang-orang Quraisy tetap merajalela dalam kondisi seperti itu tidak ada pilihan lain baginya selain kembali ke rumah ayahnya yaitu sum’ah bin Qais yang masih memeluk agama nenek moyang akan tetapi Zoom ah bin Qais tetap 

 

menerima dan menghormati putrinya tidak sedikitpun dia berusaha membujuk agar putrinya meninggalkan Islam dan kembali menganut kepercayaan nenek moyang ketika Kaulah binti Hakim berusaha mencarikan istri untuk Rasulullah dia menyebut dalam diri Saidah Saudah Rasulullah tidak melihat kecantikannya Tetapi lebih melihat bahwa Saidah Saudah adalah sosok wanita yang sabar mujahidah yang hijrah bersama kaum muslimin dan mampu menjadi pemimpin di rumah ayahnya yang masih musyrik Karena itulah Rasulullah tergerak menikahi beliau dan menjadikan beliau sebagai istri yang akan meringankan beban hidup Rasulullah khaulah menemui saidah-saudah dan menyampaikan kabar gembira bahwa tidak semua wanita dianugerahi Allah menjadi istri Rasulullah serta menjadi istri manusia yang paling mulia dan hamba pilihannya ketika bertemu dengan Saidah Saudah khaulah berteriak apa gerangan yang telah engkau 

 

perbuat sehingga Allah memberkahimu dengan nikmat yang sebesar ini Rasulullah mengutusku untuk meminang engkau baginya sungguh Hal itu merupakan berita besar Saidah Saudah tidak pernah memimpikan kehormatan sebesar itu terutama setelah orang-orang mencampakkannya karena kematian suaminya rasulullah yang mulia benar-benar akan menjadikannya sebagai istri dengan perasaan terharu beliau menyetujui permintaan itu dan meminta Kaulah menemui ayahnya setelah Zoom bin Qais mengetahui siapa yang akan meminang putrinya dan Saidah Saudah pun setuju lamaran itu langsung diterimanya kemudian meminta Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam datang ke rumahnya Rasulullah memenuhi undangan tersebut bersama Kaulah dan perkawinan itu terlaksana dengan baik saidah-saudah adalah wanita pertama yang dinikahi oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sepeninggal Sayyidah Khadijah kemudian menjadi istri satu-satunya bagi Rasulullah Shallallahu alaihi 

 

wasallam sampai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam masuk ke rumah tangga dengan Saidah Aisyah sebelum menikah dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Sayyidah Saudah telah menikah dengan syukran Bin Amr Al Amiri mereka berdua masuk Islam dan kemudian berhijrah ke habasyah bersama dengan rombongan sahabat yang lain ketika Syukron dan istrinya yaitu Saidah Saudah tiba di habasyah maka syukran jatuh sakit dan meninggal maka jadilah Saidah Saudah menjanda kemudian datanglah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam meminang Saidah Saudah dan diterima oleh Saidah Saudah dan Menikahlah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan Saidah Saudah pada bulan ramadhan saidah-saudah adalah tipe seorang istri yang menyenangkan suaminya dengan kesegaran jandanya sebagaimana kisah yang diriwayatkan oleh Ibrahim an-naka’i bahwasanya Saidah Saudah berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam wahai Rasulullah tadi malam aku salat di belakangmu 

 

ketika ruku punggungmu menyentuh hidungmu dengan keras maka aku pegang hidungku karena aku takut keluar darah maka tertawalah Rasulullah Ibrahim berkata Saudah biasa membuat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tertawa dengan jandanya ketika Sayyidah Saudah sudah tua Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berniat hendak menceraikannya maka Saidah Saudah berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam wahai Rasulullah janganlah engkau menceraikanku bukanlah aku masih menghadapi laki-laki tetapi karena aku ingin dibangkitkan dalam keadaan menjadi istrimu maka tetapkanlah aku menjadi istrimu dan aku berikan hari giliranku kepada Aisyah maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengabulkan permohonannya dan tetap menjadikannya menjadi salah satu dari seorang istrinya sampai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam meninggal dalam hal ini turunlah ayat Alquran yang artinya dan jika seorang wanita khawatir akan Yesus atau sikap tidak Acuh dari suaminya maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenarnya dan perdamaian itu lebih baik Alquran surah an-nisa ayat 128 Sunan tirmisi dengan 

Baca juga  Nabi Muhammad Sholat Tarawih Cuman 3 Malam | Apa Alasannya?

 

sanad yang dihasankan Ibnu Hajar dalam Al isya’bah Saidah Aisyah berkata Saudah meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pada waktu malam Muzdalifah untuk berangkat ke Mina sebelum berdesak-desakannya manusia adalah Dia perempuan yang berat jika berjalan sungguh kalau aku meminta izin kepadanya sungguh lebih aku sukai daripada orang yang dilapangkan tak Apakah kobra Saidah Aisyah berkata aku tidak pernah melihat seorang wanita yang paling aku ingin sekali menjadi dia daripada Saudah binti sumah ketika dia tua dia berikan gilirannya dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada Aisyah Sahih Muslim diantara keutamaan Saidah Saudah adalah ketaatan dan kesetiaannya yang sangat kepada Rasulullah ketika Haji Wada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda kepada para istri-istrinya ini adalah saat haji bagi kalian kemudian setelah ini hendaknya kalian menahan diri di rumah-rumah kalian maka sepeninggal Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Sayyidah Saudah selalu di rumahnya dan tidak berangkat haji lagi sampai dia 

 

meninggal Sunan Abu Daud Saidah Aisyah berkata sesudah turun ayat tentang hijab keluarlah Saudah di waktu malam untuk menunaikan hajatnya Dia adalah wanita yang perawakannya tinggi besar sehingga mudah sekali dibedakan dari wanita lainnya pada saat itu saat itu Umar melihatnya dan berkata Wahai Saudah demi Allah kami tetap bisa mengenalimu maka Lihatlah Bagaimana engkau keluar maka saudara kembali dan menuju kepada Rasulullah yang pada waktu itu di rumah Aisyah ketika itu rasulullah sedang makan malam di tangannya ada sepotong daging maka masuklah Saudah Seraya berkata kepadanya wahai Rasulullah Sesungguhnya aku keluar untuk sebagai keperluanku dalam keadaan berhijab tetapi Umar mengatakan ini dan itu maka saat itu turunlah wahyu kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan Kemudian beliau bersabda Sesungguhnya telah diizinkan bagi kalian para wanita untuk keluar menunaikan hajatmu sahih Bukhari dan Muslim Saidah Saudah terkenal juga dengan kesuhudannya ketika Sayyidina Umar mengirim kepadanya satu wadah berisi 

 

dirham ketika sampai kepadanya maka dibagi-bagikannya tabahkah kobra dan disahihkan sanadnya oleh Ibnu Hajar dalam al-ishaba saidah-saudah termasuk deretan istri-istri Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang menjaga dan menyampaikan sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam hadits-hadisnya diriwayatkan oleh para imam yang terkemuka seperti Imam Ahmad Imam Bukhari Abu Daud dan Nasa’i saidah-saudah meninggal di akhir kekhalifahan Umar di Madinah pada tahun 54 Hijriyah sebelum Sayyidah Saudah meninggal Sayyidah Saudah mewariskan rumahnya kepada Sayyidah Aisyah Semoga Allah Meri bayinya dan membalasnya dengan kebaikan yang melimpah 

 

berada di rumah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam saidah-saudah mulai memasuki rumah tangga Rasulullah dan di dalamnya beliau merasakan kehormatan yang sangat besar sebagai wanita beliau merawat ummukul sum dan Fatimah seperti merawat anaknya sendiri Ummu Kulsum dan Fatimah pun menghargai dan memperlakukan sayidah Saudah dengan baik Saidah Saudah memiliki kelembutan dan kesabaran yang dapat menghibur hati Rasulullah sekaligus memberi semangat beliau tidak terlalu berharap dirinya dapat sejajar dengan Saidah Khadijah di hati Rasulullah beliau Cukup puas dengan posisinya sebagai istri Rasulullah dan Ummul mukminin kelembutan dan kemanisan tutur 

 

katanya dapat menggantikan wajah yang tidak begitu cantik tubuhnya yang gemuk dan umurnya yang sudah tua apapun yang beliau lakukan semata-mata untuk menghilangkan kesedihan Rasulullah meriwayatkan hadis-hadis beliau untuk menunjukkan sukacitanya di hadapan nabi beberapa bulan lamanya Saidah Saudah berada di tengah-tengah keluarga Rasulullah keakraban dan keharmonisan mulai terjalin antara dirinya dan Rasulullah Sayyidah Saudah tidak pernah melakukan apapun yang dapat menyakitkan Rasulullah akan tetapi pada dasarnya belum mampu mengisi kekosongan hati Rasulullah walaupun beliau 

 

telah memperoleh limpahan kasih dari Rasulullah sehingga beberapa saat kemudian turun wahyu Allah yang memerintahkan Rasulullah menikahi Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar yang masih sangat belia Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menemui Sayyidina Abu Bakar dan menjelaskan makna wahyu Allah kepadanya dengan kerelaan hati Sayyidina Abu Bakar menerima putrinya menikah dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan disuruhnya Sayyidah Aisyah menemui beliau setelah melihat Saidah Aisyah beliau mengumumkan pinangan terhadap Saidah Aisyah lantas Sikap apa yang dilakukan Sayyidah Saudah ketika mengetahui pertunangan tersebut beliau rela dan tidak sedikitpun memiliki perasaan cemburu beliau merelakan madunya berada di tengah keluarga Rasulullah Sayyidah Saudah merasa cukup bangga menyandang gelar Umbul mukminin dapat menyayangi Rasulullah dan dapat meyakini ajarannya sehingga Sayyidah Saudah tidak terpengaruh oleh kepentingan duniawi saidah-sauda binti sumah hijrah ke Madinah pertama kali Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam 

 

hijrah ke Madinah tanpa keluarga Setelah menetap di sebuah rumah beliau mengutus seseorang membawa keluarganya termasuk saidah-saudah binti sumah bersama Ummu Kulsum dan Fatimah saidah-saudah menuju Madinah dan itu merupakan hijrahnya yang kedua setelah ke habasyah bedanya sekarang ini Saidah Saudah hijrah menuju negeri muslim yang masyarakatnya sudah berbaiat setia kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam setelah Masjid Nabawi Diah strip selesai dibangun dibangunlah rumah Rasulullah di samping Masjid tersebut di rumah itulah saidah-saudah dan putri-putri nabi tinggal hingga Ummu Kulsum dan Fatimah menyayangi Sayyidah Saudah seperti ibu kandung sendiri setelah masyarakat Islam di yastrib terbentuk dan sarana ibadah selesai dibangun Sayyidina Abu Bakar mengingatkan Rasulullah agar segera menikahi putrinya bukankah Engkau hendak membangun keluargamu ya rasul ketika itu kehidupan Rasulullah dari sibukkan oleh dakwah dan Jihad di jalan Allah sehingga kepentingan pribadinya tidak sempat terpikirkan ketika Sayyidina Abu Bakar mengingatkannya barulah beliau sadar dan segera menikahi Siti Aisyah Kemudian 

Baca juga  The Green tree Episode 9

 

beliau membangun kamar untuk Aisyah yang bersebelahan dengan kamar Saudah sikap hidup Saidah Saudah binti sumah sejarah banyak mencatat sikap Saidah Saudah terhadap Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar wajahnya senantiasa ceria dan tutur katanya selalu lembut bahkan beliau sering membantu menyelesaikan urusan-urusan Saidah Aisyah sehingga Saidah Aisyah sangat mencintai Sayyidah Saudah begitulah kecintaannya kepada Rasulullah sangat melekat erat di dasar hati segala sesuatunya beliau niatkan untuk memperoleh kerelaan Rasulullah melalui pengabdian yang tulus terhadap keluarga beliau tanpa keluh kesah bagi sayidah Saudah kenikmatan yang paling besar di dunia ini adalah melihat Rasulullah senang dan tertawa berkata tidak ada wanita yang lebih aku cintai untuk berkumpul bersamanya selain Saudah binti sumah karena dia memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki wanita lain itu merupakan pengakuan Saidah Aisyah wanita yang pikirannya cerdas dan senantiasa jernih yang selalu ingin 

 

bersama saidah-saudah dalam jihad keyakinan kesabaran dan keteguhannya Saidah Saudah merelakan malam-malam gilirannya untuk Saidah Aisyah semata-mata untuk memperoleh keritaan Rasulullah Saidah Aisyah mengisahkan ketika usia Sayyidah Saudah semakin kuzur dan Rasulullah ingin menceraikannya Saudah berkata Aku mohon jangan Ceraikan diriku Aku ingin selalu berkumpul dengan istri-istrimu aku rela menyerahkan malam-malam ku untuk Aisyah aku sudah tidak menginginkan lagi apapun yang biasa diinginkan kaum wanita Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pun mengurungkan niatnya sebenarnya Rasulullah ingin menceraikan Sayyidah Saudah dengan baik-baik agar Saidah Saudah tidak bermasalah dengan istri-istri beliau yang lainnya akan tetapi Saidah Saudah menginginkan Rasulullah tetap mengikatnya hingga akhir hayatnya agar beliau dapat berkumpul dengan istri-istri Rasulullah alasan itulah yang 

 

menyebabkan Rasulullah tetap mempertahankan pernikahan beliau dengan Saidah Saudah Saidah Saudah mendampingi Rasulullah dalam perang khaibar biasanya sebelum berangkat berperang Rasulullah mengundi dahulu istri yang akan menyertai beliau dalam perang khaibar undian jatuh pada diri Saidah Saudah dan kali ini Rasulullah disertai pendamping yang sabar dalam perang ini banyak sekali kesulitan yang dialami Saidah Saudah karena banyak juga kaum muslimin yang Syahid sebelum Allah memberikan kemenangan kepada mereka dalam kemenangan nya kaum muslimin memperoleh banyak rampasan perang yang belum pernah mereka alami pada peperangan lainnya pun mendapatkan bagian rampasan perang ini pada peperangan ini pula Rasulullah menikahi Saidah Shafiyah binti huyay bin aktab Mendengar hal itu pun saidah-saudah tetap rela dan menerima kehadiran Saidah Shafiyah karena hatinya bersih dari sifat iri dan cemburu Sayyidah Saudah menunaikan Haji Wada bersama istri-istri rasul yang 

 

lainnya setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam meninggal Sayyidah Saudah tidak pernah lagi menunaikan ibadah haji karena khawatir melanggar ketentuan beliau beberapa saat setelah Haji Wada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sakit keras beliau meminta persetujuan istri-istri beliau yang lain untuk tinggal di rumah Saidah Aisyah Ketika Nabi sakit saidah-sauda tidak pernah putus-putusnya menjenguk beliau dan membantu Sayyidah Aisyah sampai beliau wafat setelah beliau wafat Saidah Saudah memutuskan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah harta bagiannya dari baitulma sebagian besar beliau Salurkan di jalan Allah dengan semata-mata mengharapkan keribaannya beliau tidak pernah meninggalkan kabarnya kecuali untuk kebutuhan yang mendesak pada saat-saat seperti itu Abu Bakar selalu menjenguknya karena beliau tahu bahwa Saidah Saudah sangat mencintai putrinya pada masa 

 

kekhalifahan Sayyidina Umar Bin Khattab Sayyidah Saudah tetap menyendiri untuk beribadah hingga ajal menjemputnya sebagian riwayat menyebutkan bahwa Sayyidah Saudah meninggal pada tahun ke-19 Hijriyah sementara itu ada juga riwayat yang mengatakan bahwa Sayyidah Saudah meninggal pada tahun ke-54 Hijriyah yang lebih mendekati kebenaran adalah pendapat pertama Karena pada masa Rasulullah pun saidah-sauda sudah termasuk tua Saidah Saudah binti sumah adalah orang yang sabar hal istimewa yang dimiliki saidah-saudah adalah kekuatannya dan keteguhannya dalam menanggung derita serta pengusiran penganiayaan dan bentuk kezaliman lainnya baik yang datangnya dari kaum Quraisy maupun dari keluarganya sendiri hal seperti itu tidak mudah beliau lakukan karena perjalanan yang harus beliau tempuh itu sangat sulit serta perasaan yang berat ketika harus meninggalkan keluarga dan kampung halaman sifat mulia yang juga menonjol dari Saidah Saudah adalah kesabaran dan keribaannya menerima takdir Allah ketika suami beliau meninggal harus kembali ke rumah orang tua yang masih musyrik hingga Rasulullah memilih beliau menjadi istri selama berada di tengah-tengah Rasulullah keimanan dan 

 

ketakwaannya bertambah beliau pun bertambah rajin beribadah jelasnya kadar keimanannya berada di atas manusia rata-rata di dalam hatinya tidak pernah ada perasaan cemburu terhadap istri Rasulullah lainnya Sayyidah Saudah pun dikenal dengan kemurahan hatinya dan suka bersedekah pada sebagian riwayat dikatakan bahwa saidah-saudah paling gemar bersedekah di jalan Allah baik ketika Rasulullah masih hidup maupun pada masa berikutnya yaitu pada masa kekhalifahan Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar pembawaan yang ceria dan menyenangkan beliau curahkan untuk menghibur Rasulullah karakter seperti itu merupakan teladan yang baik bagi setiap istri hingga saat ini semoga rahmat Allah senantiasa menyertai Sayyidah Saudah binti sumah dan Semoga Allah memberi beliau tempat yang layak di sisinya Amin ya robbal alamin demikianlah kisah saidah-saudah binti sumah istri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang paling sabar Semoga kita banyak mengambil pelajaran Terima kasih sudah membaca artikel ini wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *