Tsabit Bin Ibrahim Menemukan Jodoh dari Buah Apel dan Kejujuran.
Tsabit Bin Ibrahim Menemukan Jodoh dari Buah Apel dan Kejujuran Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat datang kembali di Brebes.net kali ini kita akan membahas sebuah kisah menarik yaitu kisah cinta Sabit bin Ibrahim yang menemukan jodoh dari buah apel dan kejujuran baca artikel ini hingga selesai untuk mengetahui kisah selengkapnya kisah cinta sabid bin
Ibrahim menemukan jodoh dari buah apel dan kejujuran ini adalah kisah Sabit dan sebuah apel dia bernama Tsabit bin Ibrahim ketika itu ia sedang melakukan perjalanan di pinggiran kota kufah matahari bersinar sangat terik cuaca panas membuat kerongkongan kering sehingga haus pun menyerangnya tanpa disengaja ia melihat sebuah apel ranum berwarna merah yang menyala ternyata
di hadapannya tanpa berpikir panjang ia segera mengambil dan menikmati buah merah tersebut untuk menghalau dahaganya belum habis buah itu di tangannya ia segera tersadar bahwa apel itu bukan miliknya Astagfirullah Saya memakan yang bukan Haku Siapakah pemilik apel ini gumam tsabid bin Ibrahim perasaan gelisah menghantuinya dicarinya pohon apel yang tumbuh di sekitar ia
sangat berharap agar si pemilik Apel mau merelakan apel yang ada di tangannya itu untuk dia makan setelah menelusuri jalanan itu akhirnya tidak jauh dari tempatnya sederet pohon apel dengan buahnya yang mereka Kukuh berdiri di sebuah kebun yang luas Sabit melihat seorang lelaki di dalam kebun tersebut Mungkin dia pemilik apel ini pikir Sabit Ia pun menghampirinya dan mengucapkan
salam lalu bertanya apakah engkau pemilik kebun ini saya telah memakan apel anda Untuk itu saya mohon maaf sudilah kiranya engkau merelakan apel ini agar halal untukku makan pinta Sabit bin Ibrahim kemudian lelaki tersebut berkata saya bukan pemilik apel itu saya hanyalah seorang penjaga kebun di sini baiklah jika demikian Di manakah rumah majikanmu ternyata Butuh waktu sehari semalam tiba di sana perjalanannya pun tidak mudah Mengapa tidak kau makan
Tsabit Bin Ibrahim Menemukan Jodoh dari Buah Apel dan Kejujuran.
saja apel itu toh ia tidak akan memperdulikan sebuah apel itu karena hasil kebunnya begitu melimpah ruah usul si penjaga kebun Sejauh apapun rumahnya saya harus tiba di sana meskipun harus melalui berbagai rintangan sebagian apel ini sudah saya telan artinya di dalam tubuh ini terdapat makanan yang tidak halal bagiku karena belum meminta izin pemiliknya Bukankah
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda setiap daging yang tumbuh dari makanan haram maka api nerakalah yang layak baginya tegas Tsabit bin Ibrahim dengan tegas melihat keteguhan hati Sabit si penjaga kebun akhirnya memberitahu arah perjalanan menuju rumah majikannya Sabit
berterima kasih atas kesediaan penjaga kebun memberitahu alamat majikannya tanpa buang waktu sempit segera beranjak menuju rumah pemilik kabel perjalanan mendaki dan berbatu ia lalui Sungai pun ia seberangi agar ia dapat bertemu dengan pemilik apel begitu risaunya ia akan
peringatan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam setelah menempuh perjalanan berliku tibalah Ia di depan rumah pemilik apel ia mengetuk pintu rumah sambil mengucapkan salam kemudian seorang lelaki tua membukakan pintu untuknya Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh Ada apa anak muda tanyanya rupanya dialah pemilik kebun itu wahai Tuan kedatangan saya ke sini untuk
meminta keikhlasanmu atas sebuah apel yang terlanjur saya makan semoga engkau memaafkanku Sabit menjelaskan apa yang memberitahukannya kepada si pemilik kebun pemilik kebun menyimak dengan seksama lalu ia berkata saya tidak akan menghalalkannya kecuali dengan satu syarat apakah itu Tuan kamu harus menikahi putriku dan saya akan menghalalkan apel itu untukmu tentu saja Sabit
terkejut dengan syarat itu Haruskah ia menebus kesalahannya dengan pernikahan belum habis terkejut Sabit lelaki tua pemilik apel itu melanjutkan putriku bisu tuli buta dan lumpuh Bagaimana Apakah kamu menyanggupinya Sabit makin terkejut ia harus menikahi perempuan cacat yang
akan mendampinginya seumur hidup namun ia tidak memiliki pilihan lain Jika jalan ini dapat membuka pintu ampunan Allah Subhanahu Wa Ta’ala ia harus menjalaninya dengan ikhlas Tsabit pun menyanggupinya pernikahan pun diselenggarakan mempelai wanita menanti di dalam rumah saat
akad nikah berlangsung selesai dilakukan akad nikah Sabit dipersilahkan oleh sang mertua untuk menemui putrinya yang kini telah sah menjadi istri Sabit ia mengetuk kamar yang ditunjuk sambil mengucapkan salam ketika Sabit hendak membuka pintu kamar terdengar suara wanita menjawab salamnya ia urung masuk ke dalam kamar itu karena yang ia tahu istrinya bisu tuli dan buta Oh maaf
saya salah kamar ujar Sabit kau tidak salah saya istrimu yang sah kata wanita di dalam kamar itu Silahkan masuk wahai suamiku Sabit benar-benar dibuat bingung dengan semua kejadian yang belakangan ini ia hadapi rasanya mustahil jika sang pemilik kebun berdusta tentang putrinya Apa untungnya bagi dia ketika
Sabit Masih Berdiri tertegun di depan kamar tiba-tiba pintu kamar terbuka yang membuka adalah seorang wanita cantik yang sehat walafiat tanpa cacat seperti yang dikatakan mertuanya ia makin yakin bahwa ini bukanlah istrinya Sabit bertanya kepada wanita yang berdiri di hadapannya itu jika kau benar istriku ayahmu berkata bahwa kau buta tetapi Mengapa kau bisa melihat Ayahku benar
mataku buta karena tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah jawab Putri pemilik kebun buah itu lalu Mengapa ayahmu mengatakan Kamu tuli padahal kau dapat mendengar salamku tanya Sabit kembali itu juga benar beliau tahu bahwa saya tidak pernah mau mendengar berita atau cerita yang tidak diridhoi
allah subhanahu wa ta’ala jelas sang istri kau pun tidak bisu seperti yang dikatakan ayahmu Apa artinya saya bisu karena tidak pernah mengatakan dusta dan segala sesuatu yang tercela saya banyak menggunakan lidahku untuk menyebut asma Allah dan terakhir Apa maksud ayahmu mengatakan kau lumpuh tanya Sabit lagi itu karena saya tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang
dibenci oleh Allah betapa bahagianya Sabit bahwa yang ia nikahi adalah sosok wanita sholehah yang sempurna fisiknya dan cantik Mbak Purnama di Kegelapan Malam Dan dari hasil pernikahan mereka lahirlah ulama yang menjadi imam terbesar bagi umat Islam yaitu Imam Abu Hanifah an Nu’man Bin Tsabit dan ternyata kisah pemuda yang memakan apel itu bukan lain adalah Ayah dari Imam Abu
Hanifah kisah tersebut terdapat dalam kitab terkenal yaitu Al Mughni karya Abu al-faraj Al asbahani buku terkenal kesusastraan Arab tersebut berisi tentang sajak lagu serta informasi biografi dari tokoh-tokoh Islam terdahulu para tabiin dan tabiin di masa
Dinasti Umayyah dan Abbasiyah Bagaimana diketahui Abu Hanifah merupakan ulama cerdas ahli fikih dan ahli Rai pelopor mazhab Hanafi beliau lahir di kufah ibukota Dinasti Umayyah pada tahun 80 Hijriah atau 699 masehi kitabnya yang terkenal yakni kitabul attar dan fiqih Al Akbar yang hingga kini
menjadi rujukan hukum fiqih bagi para pengikut mazhab Hanafi di seluruh dunia dalam mempelajari hadits Abu Hanifah sempat bertemu dengan sahabat Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam
yaitu Anas bin Malik yang wafat pada tahun 93 Hijriyah di masa remajanya Abu Hanifah menghabiskan waktu untuk mempelajari Hadis Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dan saat ini mazhab Hanafi merupakan satu dari empat mazhab yang paling banyak dianut muslim Sunni di dunia
mazhab tersebut juga menjadi dasar kekhalifahan masa Dinasti Abbasiyah dan Turki Utsmani serta dianut oleh kekaisaran lokal di India di masa sekarang mazhab Hanafi banyak digunakan mengirim di beberapa negara Timur Tengah dan Asia Selatan seperti Turki Afghanistan India Pakistan Bangladesh
serta di Suriah Lebanon Turki Irak Iran dan Palestina dari cerita ini kita dapat mengambil sebuah kesimpulan yaitu tentang hadis rasulullah shallallahu alaihi wasallam bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah berpesan dalam sabdanya
Berjanjilah kepadaku enam hal dan saya akan menjadikan engkau surga Bicaralah jujur ataupun benar tepatnya janjimu penuhi kepercayaanmu jaga kesucianmu Jangan melihat yang haram dan hindarilah apa yang dilarang hadis riwayat Bukhari Muslim dan Abu Daud demikian Terima kasih sudah membaca artikel ini jangan lupa share ke yang lainya yah semoga jadi ladang amal kebaikan wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh